Lima Organisasi Terbesar di Kawasan Asia dan Pasifik.
Lima Organisasi Terbesar di Kawasan Asia dan Pasifik. dan
Bentuk Kerja Sama Organisasi Lintas Batas di Asia, Mana Yang Paling Berkembang?
1. ASEAN : (Association of South-East Asian Nations.)
2. APEC : (Asia Pasific Econommic Cooperation.)
3. EAEU : (Eurasian
Economic Union)
4. BRI : (Belt and Road Initiative)
5. SCO : (Shanghai Cooperation Organization)
bentuk kerja sama ORGANISASI lintas batas di Asia, mana yang paling berkembang?
Pertanyaan
yang bagus. Pertanyaan ini menyentuh inti pemahaman tentang berbagai jenis dan
tujuan organisasi internasional di Asia.
Untuk
menentukan mana yang "paling maju", pertama-tama kita harus
mendefinisikan "maju". Dalam konteks kerja sama organisasi lintas
batas, hal ini dapat berarti:
1.
Kedalaman Kelembagaan: Kekuatan dan kompleksitas birokrasi, kerangka hukum, dan
proses pengambilan keputusannya.
2.
Tingkat Integrasi: Sejauh mana negara-negara anggota telah menyerahkan
kedaulatan untuk menciptakan kebijakan bersama (misalnya, pergerakan bebas
barang, modal, orang).
3.
Hasil Konkret: Hasil nyata dalam perdagangan, infrastruktur, atau kohesi
politik.
4.
Lingkup dan Pengaruh Geografis: Jumlah anggota dan dampaknya terhadap urusan
regional.
Berdasarkan
kriteria ini, organisasi kerja sama lintas batas yang paling maju di Asia tidak
diragukan lagi adalah a. ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara).
Berikut
adalah analisis terperinci dari setiap pilihan:
a. ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara).
ASEAN adalah organisasi
geopolitik dan ekonomi yang dibentuk untuk meningkatkan kerja sama antarnegara
di kawasan Asia Tenggara.
Sejarah dan Pendirian
ASEAN didirikan pada 8
Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, oleh lima negara pendiri: Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Tujuan pendirian organisasi ini
adalah untuk menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan yang saat itu
menghadapi berbagai konflik dan tantangan.
Tujuan utama ASEAN meliputi:
Meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan di antara negara-negara anggotanya melalui kerja sama
perdagangan dan investasi.
Analisis:
ASEAN merupakan struktur organisasi yang paling berkembang untuk kerja sama
lintas batas di Asia.
Kedalaman
Kelembagaan: ASEAN memiliki arsitektur yang sangat canggih dan terlembaga. Ini
mencakup Sekretariat ASEAN (birokrasi permanen di Jakarta), Piagam ASEAN
(kerangka konstitusional yang memberinya status hukum), dan struktur kompleks
pertemuan tingkat menteri, komite, dan KTT yang mengatur segala hal mulai dari
politik dan ekonomi hingga isu-isu sosial budaya.
Tingkat
Integrasi: ASEAN telah berhasil membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC), yang
merupakan pasar tunggal yang sangat terintegrasi. Capaian-capaian utama
meliputi:
Penghapusan
tarif atas lebih dari 99% barang yang diperdagangkan di kawasan ini.
Protokol
untuk arus bebas tenaga kerja terampil (melalui Perjanjian Pengakuan Bersama).
Harmonisasi
prosedur kepabeanan dan standar perdagangan.
Liberalisasi
pasar keuangan dan arus modal yang terintegrasi. Hasil Konkret: Keberhasilan
terbesar ASEAN terletak pada perannya dalam menjaga perdamaian dan stabilitas
di antara kelompok negara yang sangat beragam. ASEAN telah mencegah konflik dan
menciptakan platform untuk dialog. Secara ekonomi, ASEAN merupakan blok
perdagangan global utama dan pusat rantai pasokan.
Cakupan
Geografis: 10 negara anggota dengan populasi gabungan lebih dari 660 juta jiwa.
ASEAN merupakan platform sentral untuk forum dialog Indo-Pasifik yang lebih
luas (misalnya, ASEAN Plus Three, KTT Asia Timur).
Kesimpulan:
ASEAN adalah organisasi yang matang dan berbasis aturan dengan integrasi
ekonomi yang mendalam dan rekam jejak yang terbukti dalam mendorong stabilitas.
ASEAN merupakan organisasi yang paling berkembang
dalam daftar ini.
b. APEC (Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik)
.webp)
Asia Pasific
Econommic Cooperation
(APEC).
APEC
(Asia-Pacific Economic Cooperation) adalah forum kerja sama
ekonomi yang beranggotakan 21 negara di kawasan Asia-Pasifik, yang bertujuan
untuk meningkatkan perdagangan dan investasi serta mendorong pertumbuhan
ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Sejarah dan Latar Belakang
APEC didirikan pada tahun
1989 sebagai respons terhadap meningkatnya saling ketergantungan ekonomi di
kawasan Asia-Pasifik. Gagasan ini digagas oleh Perdana Menteri Australia, Bob
Hawke, yang memandang perlunya sebuah forum untuk memperkuat kerja sama ekonomi
antarnegara di kawasan tersebut. Pertemuan APEC pertama diadakan di Canberra,
Australia, di mana para menteri dari 12 negara sepakat untuk membentuk forum
ini.
Tujuan APEC
Tujuan utama APEC adalah:
Mendorong pertumbuhan
ekonomi: APEC berupaya menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat di kawasan
dengan mendorong pertumbuhan yang seimbang dan inklusif.
Memfasilitasi perdagangan
dan investasi: APEC berupaya mengurangi hambatan perdagangan dan investasi
serta memastikan bahwa barang, jasa, dan orang dapat bergerak bebas lintas
batas.
Meningkatkan kerja sama pembangunan kapasitas: APEC juga berfokus pada pengembangan kapasitas ekonomi para anggotanya melalui berbagai proyek dan inisiatif.
Analisis:
APEC adalah forum untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi dan liberalisasi
perdagangan, bukan badan integrasi yang mendalam.
Sifat:
APEC adalah forum yang tidak mengikat, bukan organisasi berbasis perjanjian.
Keputusan-keputusannya dibuat berdasarkan konsensus dan merupakan komitmen,
alih-alih kewajiban yang mengikat secara hukum.
Prinsip
Utama: "Regionalisme Terbuka" APEC tidak bertujuan untuk menciptakan
blok perdagangan tertutup. Tujuannya tidak mengikat dan dicapai melalui rencana
aksi individu yang bersifat sukarela.
Tingkat
Integrasi: APEC tidak memiliki wewenang untuk menegosiasikan perjanjian
perdagangan bebas atas nama para anggotanya. Perannya adalah untuk menetapkan
tujuan yang luas (misalnya, "Tujuan Bogor" untuk perdagangan bebas)
dan menyediakan platform untuk dialog. Integrasi konkret terjadi melalui
perjanjian lain seperti CPTPP atau RCEP.
Kesimpulan:
APEC merupakan forum yang sangat berpengaruh dan bermanfaat untuk dialog,
tetapi tidak memiliki mekanisme kelembagaan dan otoritas hukum untuk dianggap
sebagai organisasi "maju" untuk integrasi.
c. EAEU (Uni Ekonomi Eurasia).
EAEU,
atau Uni Ekonomi Eurasia, adalah kerja sama ekonomi yang terdiri dari
lima negara bekas Soviet: Rusia, Belarus, Kirgistan, Kazakhstan, dan Armenia.
Tujuan utama EAEU adalah menciptakan pasar tunggal dan menghilangkan hambatan
perdagangan antar negara anggota. EAEU juga berfokus pada kerja sama di
berbagai sektor seperti energi, transportasi, dan perdagangan luar negeri,
serta menerapkan kebijakan moneter yang seragam di seluruh negara anggota.
TUJUAN ORGANISASI EAEU.
EAEU bertujuan untuk meningkatkan
kerja sama dan stabilitas ekonomi antar negara anggota. Melalui organisasi ini,
negara-negara anggota dapat berbagi kekuatan dan mengatasi tantangan bersama.
Organisasi ini juga berfungsi sebagai forum untuk membahas dan menetapkan
kebijakan yang akan memengaruhi kehidupan ekonomi dan sosial para anggotanya.
Analisis:
EAEU merupakan proyek integrasi ekonomi yang sangat maju, tetapi bukan
merupakan organisasi Asia yang utamanya.
Fokus
Geografis: EAEU merupakan proyek pasca-Soviet yang dipimpin oleh Rusia. Anggota
intinya (Rusia, Kazakhstan, Belarus, Armenia, Kirgistan) secara geografis dan
budaya lebih condong ke Eropa dan Asia Tengah. Meskipun memiliki anggota Asia
dan berupaya menjalin hubungan dengan Asia, pusatnya bukanlah Asia.
Tingkat
Integrasi: EAEU bisa dibilang merupakan blok paling terintegrasi kedua dalam
daftar ini setelah ASEAN, yang menampilkan serikat pabean dan pasar tunggal dengan
kebijakan umum terkait perdagangan, regulasi teknis, dan ekonomi makro.
Kedalaman Kelembagaan: EAEU memiliki badan pengatur supranasional (Komisi
Ekonomi Eurasia) dengan wewenang signifikan untuk membuat keputusan yang
mengikat.
Kesimpulan:
EAEU adalah organisasi integrasi ekonomi yang sangat maju, tetapi pusat
gravitasi geografis dan politiknya menempatkannya lebih di wilayah pasca-Soviet
daripada di Asia.
d. BRI : (Belt and Road Initiative) "Sabuk dan Jalan" / Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI).
.webp)
BRI. Organisasi Sabuk dan Jalan.
Organisasi Sabuk dan Jalan,
atau Inisiatif Sabuk dan Jalan, adalah strategi pembangunan global yang
diadopsi oleh pemerintah Tiongkok. Inisiatif ini melibatkan pembangunan
infrastruktur dan investasi di 152 negara dan organisasi internasional di Asia,
Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Amerika. Inisiatif ini bertujuan untuk
meningkatkan konektivitas dan mempromosikan kebijakan, infrastruktur,
perdagangan, keuangan, dan hubungan antarmasyarakat, sekaligus menciptakan
peluang baru.
TUJUAN ORGANISASI SABUK DAN JALAN
Tujuan utama Inisiatif
Sabuk dan Jalan adalah untuk mendukung pembangunan global yang berkelanjutan
dan menciptakan peluang baru bagi negara-negara peserta. Inisiatif ini
bertujuan untuk menghubungkan negara-negara dan memperkuat kerja sama di
berbagai bidang, termasuk infrastruktur, perdagangan, dan investasi. Dengan
membangun infrastruktur yang lebih baik, diharapkan konektivitas antarnegara
akan meningkat, investasi akan meningkat, dan perdagangan akan lebih lancar.
Inisiatif ini juga bertujuan untuk membangun komunitas yang lebih kuat dan
menciptakan dampak positif bagi masyarakat lokal.
Analisis:
BRI secara fundamental berbeda dari yang
lain; BRI bukanlah sebuah organisasi.
Sifat:
BRI adalah kebijakan luar negeri dan strategi ekonomi unilateral yang
diluncurkan oleh Tiongkok. BRI merupakan visi dan kerangka kerja untuk
kesepakatan bilateral, bukan organisasi multilateral dengan piagam atau
sekretariat.
Struktur:
Tidak ada kantor pusat, tidak ada proses keanggotaan, dan tidak ada aturan umum
yang dipatuhi oleh semua peserta. Negara-negara berpartisipasi dengan
menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) bilateral dengan Tiongkok untuk membangun
proyek-proyek tertentu (pelabuhan, kereta api, dll.) di bawah bendera BRI.
Cakupan
dan Pengaruh: Meskipun cakupan geografisnya luas (lebih dari 140 negara telah
menandatangani perjanjian) dan pengaruhnya sangat besar, BRI tidak memiliki
kedalaman kelembagaan dan kohesi multilateral seperti organisasi seperti ASEAN.
Perkembangannya sering dikritik karena tidak merata dan menciptakan
ketergantungan utang.
Kesimpulan:
BRI adalah inisiatif kerja sama lintas batas yang paling luas dan berpengaruh,
tetapi bukan sebuah "organisasi" dalam arti formal. Oleh karena itu,
BRI tidak dapat dianggap sebagai "organisasi yang paling berkembang."
e. Shanghai Cooperation Organization (SCO) (Organisasi Kerja Sama Shanghai).
Organisasi Kerja Sama
Shanghai (SCO) adalah organisasi antarpemerintah yang didirikan pada tahun 2001
oleh Tiongkok, Rusia, Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, dan Uzbekistan.
Organisasi ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama politik, ekonomi, dan
keamanan di kawasan Eurasia. Saat ini, SCO memiliki 10 anggota penuh, termasuk
negara pengamat seperti Mongolia dan Afghanistan, serta 14 mitra dialog seperti
Turki dan Mesir. SCO berfungsi sebagai platform bagi negara-negara anggota
untuk berdiskusi dan mengambil tindakan bersama guna mengatasi tantangan
global.
Analisis: SCO adalah organisasi terkemuka yang berfokus terutama pada keamanan.
Fokus
Utama: Tujuan utamanya adalah kerja sama dalam isu-isu keamanan, khususnya
memerangi "tiga kejahatan": terorisme, separatisme, dan ekstremisme.
Agenda integrasi ekonominya bersifat sekunder dan kurang berkembang.
Tingkat
Integrasi: SCO belum mencapai serikat pabean atau pasar tunggal. Proyek-proyek
ekonominya seringkali aspiratif dan berjalan lambat karena perbedaan
kepentingan dari anggota-anggota utamanya (Tiongkok, Rusia, India).
Kedalaman
Kelembagaan: SCO memiliki sekretariat permanen (di Beijing) dan struktur
pertemuan, tetapi proses pengambilan keputusannya didasarkan pada konsensus,
yang dapat menghambat integrasi yang mendalam, terutama dengan anggota-anggota
yang bersaing. Cakupan Geografis: SCO memiliki 9 anggota penuh, termasuk
negara-negara raksasa seperti Tiongkok, India, dan Rusia, yang memberikannya
bobot geopolitik yang signifikan.
Kesimpulan:
SCO adalah organisasi keamanan yang maju dan penting, tetapi tingkat integrasi
ekonomi dan kompleksitas kelembagaannya masih jauh dibandingkan dengan ASEAN.
Peringkat dan Kesimpulan Akhir.
1.
ASEAN: Organisasi paling maju berdasarkan struktur kelembagaannya yang
mendalam, integrasi ekonomi yang sangat maju (AEC), dan peran yang terbukti
sebagai platform sentral untuk dialog regional di Asia Tenggara.
2.
EAEU: Organisasi ekonomi paling terintegrasi kedua, tetapi identitas geografis
dan politiknya tidak sepenuhnya Asia.
3.
SCO: Organisasi yang maju dan berpengaruh yang berfokus pada keamanan, tetapi
integrasi ekonominya lemah.
4.
APEC: Forum yang luas dan berpengaruh, tetapi tidak memiliki otoritas hukum
yang mengikat dan kedalaman kelembagaan seperti sebuah organisasi.
5.
BRI (Sabuk dan Jalan): Inisiatif dan strategi yang sangat berdampak, tetapi
bukan sebuah organisasi.
Jawaban
akhir: a. ASEAN adalah organisasi yang membentuk kerja sama lintas batas yang
paling berkembang di Asia berdasarkan kedalaman kelembagaan dan tingkat
integrasi ekonominya.
.webp)

.webp)

Posting Komentar untuk " Lima Organisasi Terbesar di Kawasan Asia dan Pasifik. "