Kerja Sama Lintas Batas Uni Ekonomi Eurasia (EAEU); Tujuan Prinsip dan Negara Anggotanya.
Kerja Sama Lintas Batas Uni Ekonomi Eurasia (EAEU); Tujuan Prinsip dan Negara Anggotanya.
Analisis Kerja Sama Lintas Batas Uni Ekonomi Eurasia (EAEU): Tujuan, Prinsip, dan Negara Anggotanya.
Pendahuluan.
Pasca pembubaran Uni
Soviet pada tahun 1991, ruang geopolitik yang dahulu dikuasai oleh Moskow
mengalami fragmentasi dan ketidakstabilan ekonomi yang signifikan.
Negara-negara yang baru merdeka harus membangun identitas nasional sekaligus
menghadapi tantangan transisi dari ekonomi terpusat ke ekonomi pasar. Dalam
konteks inilah, gagasan untuk menyatukan kembali kawasan ini melalui integrasi
ekonomi mulai muncul. Upaya ini mencapai puncaknya dengan pendirian Uni Ekonomi
Eurasia (EAEU atau Eurasian Economic Union) pada tahun 2015. Berbeda dengan
forum-forum kerja sama longgar seperti APEC, EAEU adalah sebuah organisasi
internasional yang memiliki kerangka hukum yang mengikat dan bertujuan untuk
menciptakan integrasi ekonomi yang mendalam di antara anggotanya. Esai analitis
ini akan mengkaji secara mendalam kerja sama lintas batas EAEU, dengan fokus
pada tujuan strategis pendiriannya, prinsip-prinsip fundamental yang menjadi landasan
operasionalnya, serta profil negara-negara anggotanya yang menentukan dinamika dan tantangan
internal uni ini.
Bab 1: Tujuan Kerja Sama Lintas Batas EAEU.
Pendirian EAEU didorong
oleh kombinasi antara imperatif ekonomi dan ambisi geopolitik. Tujuannya,
sebagaimana tertuang dalam Perjanjian EAEU, dirancang untuk menciptakan ruang
ekonomi yang tunggal dan terintegrasi penuh.
1.1. Menciptakan Pasar Bersama yang Komprehensif dan Terintegrasi.
Tujuan inti EAEU adalah
membentuk sebuah "pasar bersama" (single market) yang memastikan
"Empat Kebebasan" ala Uni Eropa:
Pergerakan Barang: Menghapus
semua bea masuk dan hambatan nontarif dalam perdagangan internal, menciptakan
sebuah serikat pabean (customs union). Ini memungkinkan barang berpindah antar
negara anggota tanpa pemeriksaan dan pembayaran bea yang berulang.
Pergerakan Jasa:
Memberikan perlakuan nasional kepada penyedia jasa dari negara anggota,
memungkinkan perusahaan di satu negara untuk dengan mudah memberikan jasanya di
negara anggota lainnya. Ini mencakup sektor-sektor seperti konstruksi,
telekomunikasi, dan keuangan.
Pergerakan Modal:
Meliberalisasi arus modal lintas batas, memudahkan investasi langsung antar
negara anggota, dan menciptakan pasar modal yang terintegrasi.
Pergerakan Orang:
Menjamin kebebasan bagi warga negara anggota untuk bekerja di negara mana pun
di dalam Uni tanpa memerlukan izin kerja khusus. Ini termasuk pengakuan bersama
terhadap kualifikasi pendidikan dan sertifikasi profesional.
Pencapaian keempat
kebebasan ini dimaksudkan untuk menciptakan efisiensi ekonomi, meningkatkan
daya saing kolektif, dan menarik lebih banyak investasi asing langsung (FDI) ke
dalam kawasan.
1.2. Kebijakan Ekonomi yang Terkoordinasi dan Harmonisasi.
EAEU bertujuan
melampaui penciptaan pasar bersama dengan menyelaraskan kebijakan ekonomi makro
dan sektoral anggotanya. Ini meliputi:
Kebijakan Persaingan:
Menerapkan aturan persaingan usaha yang seragam untuk mencegah praktik monopoli
dan mendukung pasar yang sehat.
Kebijakan di Sektor Strategis:
Mengoordinasikan kebijakan di bidang-bidang seperti energi, transportasi,
pertanian, dan industri. Misalnya, menciptakan pasar energi bersama atau
kebijakan pertanian bersama.
Kebijakan Makroekonomi:
Berkoordinasi dalam bidang kebijakan fiskal, moneter, dan mata uang untuk
memastikan stabilitas ekonomi kawasan. Wacana tentang mata uang bersama bahkan
telah dibahas, meskipun masih dalam tahap sangat awal.
Perlindungan Konsumen
dan Standar Sanitasi: Menyelaraskan standar teknis, prosedur sanitasi, dan
fitosanitasi untuk memastikan keamanan produk dan menghilangkan hambatan teknis
perdagangan.
1.3. Menerapkan Kebijakan Perdagangan Bersama dan Meningkatkan Konektivitas.
EAEU beroperasi sebagai
sebuah kesatuan dalam perdagangan internasional.
Serikat Pabean (Customs
Union): EAEU memiliki Tarif Eksternal Bersama (Common External Tariff/CET),
yang berarti semua negara anggota memberlakukan tarif bea masuk yang sama untuk
barang-barang yang diimpor dari negara non-anggota. Pendapatan dari bea masuk
ini kemudian didistribusikan menurut formula yang telah disepakati.
Perjanjian Perdagangan
Bebas: EAEU secara kolektif menegosiasikan perjanjian perdagangan bebas dengan
negara dan blok ekonomi lain, seperti Vietnam, Iran, Serbia, dan Singapura. Ini
memberikan kekuatan negosiasi yang lebih besar kepada negara-negara anggota
dibandingkan jika mereka melakukannya sendiri-sendiri.
Kebijakan Transportasi
dan Logistik Bersama: Salah satu tujuan strategis adalah mengembangkan koridor
transportasi dan logistik yang terintegrasi di seluruh Eurasia, memanfaatkan
geografi kawasan untuk menjadi jembatan perdagangan antara Eropa dan Asia.
Inisiatif seperti "Jalan Sutra Eurasia" bertujuan untuk meningkatkan
konektivitas infrastruktur.
1.4. Tujuan Modernisasi dan Pembangunan Industri yang Terkoordinasi.
EAEU bertujuan untuk
mengatasi tantangan deindustrialisasi dan ketergantungan pada komoditas mentah
yang dihadapi oleh banyak anggotanya. Dengan menyelaraskan kebijakan industri,
uni ini berharap dapat menciptakan rantai nilai regional yang terintegrasi, di
mana komponen diproduksi di beberapa negara anggota dan dirakit menjadi produk
akhir, sehingga meningkatkan nilai tambah dan daya saing global kawasan.
Bab 2: Prinsip-Prinsip
Kerja Sama EAEU
Sebagai organisasi yang
didasarkan pada perjanjian hukum yang mengikat, EAEU beroperasi berdasarkan
prinsip-prinsip yang lebih formal dan terstruktur dibandingkan dengan forum
seperti APEC.
2.1. Menghormati Kedaulatan dan Kesetaraan Negara Anggota.
Perjanjian EAEU secara
tegas menegaskan prinsip kesetaraan kedaulatan dan integritas teritorial
negara-negara anggotanya. Keputusan diambil dengan memperhatikan kepentingan
nasional semua pihak. Meskipun Rusia secara ekonomi dan politik dominan, secara
hukum semua anggota memiliki suara yang setara di banyak lembaga, yang memaksa
adanya konsultasi dan negosiasi yang konstan.
2.2. Kepentingan Timbal
Balik dan Manfaat yang Setara
Setiap keputusan dan
kebijakan yang diadopsi di dalam EAEU harus mempertimbangkan kepentingan semua
negara anggota dan ditujukan untuk mencapai manfaat yang setara. Prinsip ini
sangat penting untuk menjaga solidaritas dan memastikan bahwa integrasi tidak
hanya menguntungkan ekonomi terbesar (Rusia). Namun, dalam praktiknya, mencapai
"manfaat yang setara" sering kali menjadi sumber perselisihan,
terutama mengenai distribusi pendapatan bea cukai dan akses ke pasar.
2.3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Konsensus pada Isu-Isu Fundamental.
Pada isu-isu strategis
yang menyangkut kepentingan vital negara anggota, pengambilan keputusan
didasarkan pada konsensus. Ini berarti setiap negara memiliki hak veto. Prinsip
ini melindungi kedaulatan negara-negara yang lebih kecil seperti Armenia dan
Kyrgyzstan, memastikan bahwa mereka tidak dapat dipaksa untuk menerima
keputusan yang sangat merugikan mereka.
2.4. Supremasi Hukum Internasional EAEU.
EAEU adalah organisasi
yang berdasarkan pada hukum. Perjanjian EAEU berfungsi sebagai konstitusi
organisasi, dan keputusan yang dibuat oleh badan-badan pengawasnya (seperti
Komisi Ekonomi Eurasia) bersifat mengikat bagi negara-negara anggota. Mahkamah
EAEU dibentuk untuk menyelesaikan sengketa yang timbul dari interpretasi dan
penerapan hukum Uni. Prinsip supremasi hukum ini membedakan EAEU dari organisasi
integrasi longgar lainnya dan bertujuan untuk menciptakan prediktabilitas dan
stabilitas bagi pelaku usaha.
2.5. Pembagian Wewenang yang Jelas antara Lembaga Uni dan Pemerintah Nasional.
Struktur kelembagaan
EAEU dirancang dengan pembagian wewenang yang jelas. Lembaga supranasional
utama adalah Komisi Ekonomi Eurasia (EEC), yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan harian Uni, mengusulkan kebijakan, dan memastikan kepatuhan
terhadap perjanjian. Namun, wewenang EEC tidak seluas Komisi Eropa. Keputusan
paling penting tetap berada di tangan Dewan Ekonomi Eurasia Tertinggi, yang
terdiri dari kepala negara dari masing-masing anggota, dan Dewan Antar
Pemerintah (Dewan Komisi Ekonomi Eurasia), yang terdiri dari para perdana
menteri.
Bab 3: Profil Negara-Negara Anggota EAEU.
Dinamika EAEU sangat
dipengaruhi oleh karakteristik, kepentingan, dan hubungan antar kelima negara
anggotanya. Keanggotaan didominasi oleh Rusia, tetapi negara-negara lainnya
memiliki peran dan kepentingan yang unik.
3.1. Federasi Rusia.
Peran dan Motivasi:
Rusia adalah pendorong utama, kekuatan ekonomi terbesar, dan penyandang dana
utama EAEU. Bagi Moskow, EAEU memiliki tujuan ganda: ekonomi dan geopolitik.
Secara ekonomi, EAEU
menciptakan pasar yang besar untuk barang-barang Rusia, memastikan pengaruhnya
atas ekonomi tetangganya, dan menarik investasi.
Secara geopolitik, EAEU adalah proyek utama untuk memulihkan
pengaruh Rusia di "luar negeri dekat"-nya (near abroad) dan membentuk
kutub kekuatan multipolar yang dapat menandingi Uni Eropa dan Tiongkok. Ini
dilihat sebagai cara untuk membangun integrasi Eurasia yang dipimpin Rusia.
Ekonomi: Sangat
bergantung pada ekspor sumber daya alam (minyak, gas, logam). EAEU membantunya
mendiversifikasi ekonomi dan mempertahankan industri manufakturnya.
3.2. Republik Belarus.
Peran dan Motivasi:
Sebagai mitra yang paling setia dan ekonomi yang paling terintegrasi dengan
Rusia, Belarus adalah pendukung inti integrasi. Bagi Presiden Lukashenko, EAEU
memberikan akses yang sangat dibutuhkan ke pasar Rusia yang besar dan sumber
energi Rusia dengan harga subsidi. Minsk juga memanfaatkan EAEU untuk
memposisikan dirinya sebagai gerbang logistik antara Uni Eropa dan EAEU
(meskipun terdapat tantangan politik), dan sebagai lokasi produksi yang menarik
bagi perusahaan Rusia yang ingin menghindari sanksi.
Ekonomi: Memiliki basis
industri yang relatif kuat (mesin pertanian, pupuk, elektronik) yang sangat
diuntungkan dari akses bebas bea ke pasar Rusia.
3.3. Republik Kazakhstan.
Peran dan Motivasi:
Kazakhstan, di bawah mantan Presiden Nursultan Nazarbayev, adalah salah satu
pencetus awal ide integrasi Eurasia. Bagi Astana, EAEU adalah proyek yang murni
ekonomis dan pragmatis. Kazakhstan mendapatkan akses ke pasar yang lebih besar
untuk ekspor utamanya (minyak, gas, uranium, biji-bijian) dan impor
barang-barang yang lebih murah. Namun, Kazakhstan sangat menjaga kedaulatannya
dan menentang keras segala upaya untuk mengubah EAEU menjadi uni politik yang
dipimpin Rusia. Astana memandang EAEU sebagai platform untuk modernisasi dan
diversifikasi ekonominya.
Ekonomi: Ekonomi
terbesar kedua di Uni, sangat bergantung pada komoditas, tetapi berusaha untuk
berkembang.
3.4. Republik Armenia.
Peran dan Motivasi:
Keanggotaan Armenia di EAEU sebagian besar didorong oleh keamanan dan
geopolitik. Karena konfliknya yang berkepanjangan dengan Azerbaijan (yang bukan
anggota) dan blokade oleh Turki, Armenia merasa terisolasi secara geopolitik.
Keanggotaan dalam EAEU memberikan jaminan keamanan dan dukungan politik dari
Rusia, yang memiliki pangkalan militer di negara itu. Akses ke pasar EAEU juga
penting, meskipun secara geografis terpisah dari anggota utama lainnya.
Ekonomi: Ekonomi yang
relatif kecil dan kurang sumber daya. Manfaat utamanya adalah akses ke pasar
yang lebih besar dan remitansi dari warga yang bekerja di Rusia.
3.5. Republik Kyrgyzstan.
Peran dan Motivasi:
Seperti Armenia, Kyrgyzstan adalah salah satu ekonomi terkecil dan termiskin di
Uni. Motivasi utamanya untuk bergabung adalah ekonomi murni. Bishkek berharap
keanggotaan akan:
Meningkatkan
perdagangan dan menarik investasi.
Memberikan akses yang
lebih mudah ke pasar kerja Rusia bagi ratusan ribu warganya yang bekerja
sebagai migrant workers. Remitansi mereka adalah penyangga vital bagi ekonomi
Kyrgyzstan.
Mendapatkan energi
Rusia dengan harga yang lebih murah.
Namun, Kyrgyzstan juga
menghadapi tantangan, seperti pembanjiran pasar domestiknya oleh barang-barang
impor yang lebih murah dari negara anggota lainnya, yang dapat mematikan
industri lokal.
Kesimpulan.
Uni Ekonomi Eurasia
(EAEU) merupakan eksperimen ambisius dalam kerja sama lintas batas yang
mendalam di ruang pasca-Soviet. Tujuannya untuk menciptakan serikat pabean,
pasar tunggal, dan kebijakan ekonomi yang terkoordinasi mencerminkan keinginan
untuk membentuk blok ekonomi yang kohesif dan kompetitif. Prinsip-prinsip
kerjanya, yang didasarkan pada hukum internasional yang mengikat, konsensus,
dan penghormatan terhadap kedaulatan, memberikan kerangka kerja yang
terstruktur untuk integrasi ini.
Namun, realitas EAEU
penuh dengan kompleksitas. Dinamikanya didominasi oleh ketimpangan yang besar
antara Rusia yang perkasa dan empat anggota lainnya yang lebih kecil. Sementara
Rusia melihat uni ini melalui lensa geopolitik yang lebih luas, negara-negara
seperti Kazakhstan, Belarus, Armenia, dan Kyrgyzstan pada dasarnya termotivasi
oleh keuntungan ekonomi dan jaminan keamanan yang pragmatis. Ketegangan antara
tujuan ekonomi dan ambisi geopolitik, serta antara integrasi supranasional dan
kedaulatan nasional, terus menjadi tantangan utama.
Keberhasilan EAEU di
masa depan tidak hanya akan bergantung pada kemampuannya untuk memberikan
manfaat ekonomi yang nyata dan merata kepada semua warganya, tetapi juga pada
kemampuannya untuk menavigasi badai geopolitik, termasuk sanksi terhadap Rusia
dan pengaruh ekonomi Tiongkok yang semakin besar di kawasan melalui Inisiatif
Sabuk dan Jalan. EAEU telah berhasil menciptakan tingkat integrasi tertentu,
tetapi perjalanannya untuk menjadi uni ekonomi yang benar-benar bersatu dan
efektif masih panjang dan berliku.
.webp)
Posting Komentar untuk "Kerja Sama Lintas Batas Uni Ekonomi Eurasia (EAEU); Tujuan Prinsip dan Negara Anggotanya."