Globalisasi dan politik dunia dalam konsep modern domestic
Globalisasi Dan Politik Dunia Dalam Konsep Modern Domestic.
Analisis Globalisasi dan Politik Dunia dalam Konsep Modern Domestic.
Pendahuluan
Globalisasi telah
mentransformasi hubungan antara politik domestik dan internasional, mengaburkan
batas-batasan tradisional yang memisahkan arena politik dalam negeri dan luar
negeri. Dalam konsep modern domestic, kita menyaksikan proses dialektis dimana
kebijakan domestik dibentuk oleh kekuatan global, sementara pada saat yang
sama, politik domestik aktif membentuk tata kelola global. Esai ini akan
menganalisis dinamika kompleks ini, mengeksplorasi bagaimana globalisasi telah
mengubah sifat kedaulatan, governance, dan politik identitas dalam konteks
domestik, serta implikasi-implikasi teoretis dari transformasi ini bagi studi
hubungan internasional kontemporer.
Transformasi Kedaulatan dalam Era Globalisasi.
Erosi dan Adaptasi Kedaulatan Negara.
Konsep kedaulatan
Westphalia yang tradisional yang menekankan kendali eksklusif negara atas
wilayahnya telah mengalami transformasi mendalam dalam era globalisasi. Arus
lintas batas yang mencakup modal, informasi, manusia, dan ide telah menantang
kemampuan negara untuk mengontrol apa yang terjadi dalam perbatasannya. Namun,
bertentangan dengan narasi yang menyatakan kematian negara bangsa, bukti
empiris menunjukkan bahwa kedaulatan bukan menghilang, melainkan beradaptasi.
Negara-negara modern
mengembangkan bentuk kedaulatan baru yang lebih fleksibel dan relasional.
Daripada kedaulatan sebagai kendali mutlak, kita menyaksikan munculnya
"kedaulatan yang dibagi" (shared sovereignty) dalam rezim
internasional, "kedaulatan sebagai tanggung jawab" (sovereignty as
responsibility) dalam norma intervensi kemanusiaan, dan "kedaulatan
fungsional" dimana negara secara strategis mendelegasikan kewenangan
tertentu kepada institusi supranasional sambil mempertahankan kendali di area
lain.
Politik Domestik dalam Konteks Global.
Globalisasi telah
mengubah politik domestik dengan memperkenalkan aktor dan tekanan eksternal
langsung ke dalam proses politik nasional. Keputusan pengadilan konstitusional
di satu negara mungkin mengutip preseden dari yurisdiksi lain; kebijakan
ekonomi domestik harus merespons penilaian lembaga pemeringkat kredit
internasional; dan kelompok masyarakat sipil domestik membentuk aliansi
transnasional untuk mempengaruhi kebijakan nasional.
Contoh nyata termasuk
bagaimana Uni Eropa secara mendalam membentuk politik domestik negara-negara
anggotanya melalui direktif dan regulasi yang harus diimplementasikan dalam
hukum nasional. Demikian pula, persetujuan perdagangan internasional seperti
USMCA atau RCEP menciptakan kewajiban yang membatasi pilihan kebijakan domestik
negara-negara penandatangan.
Governance Multilevel dan Fragmentasi Kekuasaan.
Jaringan Governance yang Kompleks.
Konsep modern domestic
ditandai oleh munculnya governance multilevel dimana kekuasaan didistribusikan
across berbagai tingkat dari lokal ke global. Politik domestik tidak lagi
secara eksklusif terjadi dalam institusi nasional, tetapi dalam jaringan
kompleks yang melibatkan aktor-aktor pada berbagai tingkat.
Aktor subnasional kota,
negara bagian, region semakin terlibat dalam diplomacy paralel dan jaringan
governance global. Contohnya termasuk C40 Cities Climate Leadership Group
dimana walikota dari kota-kota global bekerja sama memerangi perubahan iklim,
seringkali melampaui komitmen pemerintah nasional mereka. Fenomena ini
menantang monopoli tradisional pemerintah nasional dalam hubungan luar negeri.
Fragmentasi Arena Politik.
Globalisasi telah
memfragmentasi arena politik domestik menjadi multiple issue areas yang
masing-masing memiliki logika governance yang berbeda. Kebijakan lingkungan
mungkin dikelola melalui rezim global yang melibatkan aktor non-negara;
regulasi keuangan mungkin dikoordinasikan melalui jaringan regulator; sementara
kebijakan budaya mungkin tetap terutama domain nasional.
Fragmentasi ini
menciptakan tantangan koherensi kebijakan yang signifikan. Pemerintah nasional
harus mengkoordinasikan berbagai kebijakan yang dikembangkan dalam jaringan
governance yang berbeda, seringkali dengan partisipasi kementerian dan aktor
yang berbeda. Tantangan koherensi ini menjadi semakin kompleks dengan
berkembangnya digitalisasi dan ekonomi platform yang mengaburkan further batas
antara domestik dan internasional.
Politik Identitas dalam Konteks Global.
Globalisasi dan Rekonfigurasi Identitas Nasional.
Globalisasi memiliki
efek paradoksal pada politik identitas domestik. Di satu sisi, arus global
orang, ide, dan budaya menantang kemurnian dan koherensi identitas nasional. Di
sisi lain, tantangan terhadap identitas tradisional ini sering memicu reaksi
balasan dalam bentuk nasionalisme etnis, populisme, dan politik identitas yang
reaksioner.
Politik domestik
kontemporer ditandai oleh kompetisi antara forces kosmopolitan dan
particularistic. Kelompok kosmopolitan mengadopsi identitas yang lebih inklusif
dan global, sementara kelompok particularistic menegaskan kembali identitas
nasional atau lokal yang eksklusif. Kompetisi ini memanifestasikan dalam debat
tentang imigrasi, multikulturalisme, dan integrasi regional di banyak negara.
Transnasionalisasi Identitas dan Komunitas.
Globalisasi telah
memungkinkan munculnya identitas dan komunitas transnasional yang mengaburkan
further batas antara domestik dan internasional. Diaspora mempertahankan
hubungan dengan negara asal sambil berpartisipasi dalam politik negara tempat
tinggal; komunitas religius terhubung melintas batas negara; dan gerakan sosial
membangun solidaritas transnasional sekitar isu-isu seperti feminisme,
lingkungan, atau hak pekerja.
Identitas transnasional
ini menciptakan bentuk-bentuk baru agency politik dimana aktor domestik secara
simultan terlibat dalam multiple arena politik. Contohnya termasuk bagaimana
diaspora mempengaruhi kebijakan luar negeri negara asal mereka melalui lobi di
negara tempat tinggal, atau bagaimana NGO internasional membentuk kebijakan domestik
melalui advocacy dan tekanan.
Ekonomi Politik Global-Domestik.
Embedded Liberalism dan Tantangannya.
Rezim ekonomi
internasional pasca-Perang Dunia II didasarkan pada kompromi "embedded
liberalism" dimana negara mengintegrasikan ekonomi global sambil
mempertahankan kemampuan untuk melindungi stabilitas domestik melalui kebijakan
sosial dan regulasi. Namun, globalisasi kontemporer telah menantang kompromi
ini.
Integrasi keuangan
global membatasi kemampuan pemerintah untuk menerapkan kebijakan makroekonomi
independen; rantai pasokan global mengubah dinamika pasar tenaga kerja
domestik; dan perusahaan multinasional memperoleh leverage signifikan atas
kebijakan domestik melalui ancaman keluar modal (capital flight).
Tekanan-tekanan ini telah berkontribusi pada meningkatnya ketimpangan ekonomi
dan ketidakstabilan politik di banyak negara.
Kebangkitan Ekonomi Politik Populis.
Ketegangan antara
integrasi ekonomi global dan tuntutan politik domestik telah memicu kebangkitan
politik populis di banyak negara. Gerakan populis baik sayap kiri maupun kanan seringkali
menolak konsensus pro-globalisasi dan menganjurkan kebijakan yang lebih
proteksionis dan berorientasi domestik.
Politik domestik di
banyak negara demokratis sekarang ditandai oleh polarisasi mendalam antara
pihak yang mendukung integrasi global lebih lanjut dan pihak yang menganjurka
kedaulatan ekonomi yang lebih besar. Polarisasi ini memanifestasikan dalam
perdebatan tentang perdagangan, imigrasi, dan keanggotaan dalam organisasi
regional.
Implikasi Teoretis dan Masa Depan.
Menuju Kerangka Analitis yang Terintegrasi.
Transformasi yang
dijelaskan di atas memerlukan pendekatan teoretis baru dalam studi hubungan
internasional dan politik komparatif. Kerangka analitis yang memisahkan tajam
antara politik domestik dan internasional menjadi semakin tidak memadai untuk
memahami realitas kontemporer.
Pendekatan seperti
"two-level games" yang dikembangkan oleh Robert Putnam memberikan
titik awal yang berguna, tetapi perlu diperluas untuk menangkap kompleksitas
governance multilevel kontemporer. Demikian pula, teori seperti
"structural power" dan "everyday international political
economy" menawarkan wawasan tentang bagaimana kekuasaan global membentuk
kehidupan domestik secara halus.
Digitalisasi dan Transformasi Berkelanjutan.
Proses transformasi
hubungan global-domestik terus berlanjut dengan digitalisasi. Teknologi digital
menciptakan ruang-ruang baru seperti platform online yang mengaburkan further
batas antara domestik dan internasional. Governance konten online, perpajakan ekonomi
digital, dan keamanan siber merupakan area dimana batas antara kebijakan
domestik dan internasional menjadi semakin tidak jelas.
Digitalisasi juga
memungkinkan bentuk-bentuk baru partisipasi politik dimana aktor domestik dapat
terlibat langsung dengan isu-isu global, melewati institusi perantara
tradisional. Fenomena seperti aktivisme iklim yang dipimpin pemuda atau gerakan
sosial yang terkoordinasi melalui media sosial menunjukkan potensi
transformatif dari perkembangan ini.
Kesimpulan.
Globalisasi telah
mengubah hubungan antara politik domestik dan internasional secara mendalam,
menciptakan apa yang dapat disebut sebagai "modern domestic" yang
ditandai oleh interpenetrasi konstan antara yang global dan yang domestik.
Daripada menghilangnya politik domestik, kita menyaksikan rekonfigurasinya
dalam konteks jaringan governance yang kompleks dan identitas yang semakin
transnasional.
Konsekuensi dari
transformasi ini bersifat ambigu. Di satu sisi, globalisasi menawarkan potensi
untuk governance yang lebih efektif atas tantangan global seperti perubahan
iklim atau pandemi. Di sisi lain, kompleksitas governance multilevel
menimbulkan tantangan akuntabilitas demokratis dan koherensi kebijakan.
Masa depan politik
domestik dalam konteks global akan bergantung pada kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan institusi dan praktik yang dapat merekonsiliasi tuntutan
partisipasi demokratis dengan kompleksitas interdependensi global. Ini akan
memerlukan inovasi institusional yang signifikan dan pemikiran ulang mendasar
tentang bagaimana kita memahami komunitas politik dan kewargaan dalam abad
ke-21.
Yang jelas, pemahaman
konvensional tentang politik domestik sebagai arena yang terpisah dari politik
internasional semakin tidak memadai. Baik akademisi maupun praktisi harus
mengembangkan pendekatan yang lebih terintegrasi yang dapat menangkap dinamika
kompleks dimana yang global dan domestik saling membentuk dalam dunia yang
saling terhubung.

Posting Komentar untuk "Globalisasi dan politik dunia dalam konsep modern domestic "